Susahnya Menulis
"menulis itu sulit! Tetapi saat kita tidak menulis malah lebih sulit"
(Fajar Agustanto)
Dua pekan terakhir ini adalah masa-masa sulit saya untuk menulis. Saya tidak tahu mengapa. Padahal inspirasi tulisan itu berserak dimana-mana dan datang silih berganti. Namun begitulah, tangan serasa kaku dan imajinasi di dalam kepala ini seolah tak memiliki sanad yang kuat dengan ide yang tengah berhamburan itu. Intinya, saya sedang berada dalam posisi sulit untuk menulis.
Saya akui, menulis memang bukan kerja yang mudah. Bahkan bisa dibilang sulit bagi kaum pemula seperti saya. Namun saya tidak sepenuhnya setuju jika menulis adalah urusan bakat semata. Saya menilai bahwa menulis adalah sebuah hasil dari pembiasaan dan pembelajaran. Pembiasaan untuk menyampaikan pikiran dan perasaan dalam media yang bisa dinikmati orang lain, yakni tulisan itu sendiri.
Pemikiran ini saya dapatkan saat memerhatikan komunitas blog ini, yang boleh dikatakan sebagai wadah bagi penulis-penulis pemula, terutama saya. Maka mulailah saya untuk menulis. Dan saya akui, menulis itu tidak mudah. Redaksinya lainnya, menulis itu susah. Tapi saya tidak mau menyerah. Susahnya menulis itu lebih dikarenakan keengganan kita untuk menyuarakan apa yang ada di hati dan pikiran kita. Inilah, menurut saya, yang menjadi dinding penghalang pertama bagi orang yang ingin menulis, atau ingin menjadi penulis.
Intinya, menulis itu susah. Menulis itu tidak mudah. Itulah dinding penghalangnya. Namun ternyata akan lebih sulit lagi, akan lebih susah lagi jika kita tidak menulis. Inilah jalan keluarnya. Yakni dengan memosisikan kesulitan itu tidak pada saat menulisnya, namun pada saat ke-tidakmenulis-nya. Sehingga judul tulisan ini akan lebih tepat jika berbunyi, Susahnya Jika Tidak Menulis. Tapi biarlah. Anggap judul di atas sebagai trik saya untuk menarik perhatian pembaca, khususnya Anda. He3x..
Kesimpulannya, ciptakanlah perasaan tak nyaman dalam diri kita jika tidak menulis. Atau menurut istilah saya, jari ini dianggap mati jika tidak lagi menulis. Maka menulislah, walaupun tidak ada yang membaca tulisan kita. Menulislah walaupun tulisan kita tidak pernah dimuat di media cetak. Menulislah, walaupun tulisan kita dihujat. Menulislah, karena ini adalah kerja untuk keabadian. Jadi menulislah, karena betapa sulitnya jika kita tidak menulis.
Datu Adam, ba'da Shubuh
0 celoteh:
Posting Komentar