Bulan pucat menggantung di angkasa hitam pekat. Sinar lembutnya menggenang di permukaan teluk yang berkabut. Malam berjalan begitu lambat, ditemani angin yang dinginnya sangat. Para nelayan masih sibuk menjala rezekinya di tengah laut, meninggalkan malam yang semakin beranjak larut.
Ombak di lautan bergerak lamban menyapa sang pantai. Berbilang muda-mudi bercengkerama di tepiannya dengan santai. Sebongkah tawa dan seutas senyum menghiasi wajah belia mereka. Yang putri berbalut kerudung tak menutupi dahi, yang putra masih dengan kopiah di kepalanya.
Ramadhan berlalu oh tiada terasa, menuju penghujungnya yang sesaat lagi menyapa. Waktu berlalu tanpa membawa makna, amal, pahala apatah lagi ridhaNya. Tilawah dan dzikrullah makin hari berbilang jarang, sedang dosa yang menumpuk tak jua berkurang.
Aduh, ruginya diri ini, bila dosa khilaf tak diampuni. Bulan suci tak tentu kan datang lagi, menyapa hayat yang tak pasti kapan kan mati. [wahidnugroho.blogspot.com]
Tanjung, Agustus 2011
Minggu, 21 Agustus 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 celoteh:
Posting Komentar