Seorang lelaki muda sedang berjalan di pinggir sebuah sawah
bersama istrinya. Ketika itu langit mendung dan hujan sebentar lagi akan turun.
Sebuah sepeda yang ditumpangi oleh seseorang melewati keduanya dengan perlahan.
Lelaki yang sedang berjalan itu membatin, “Alangkah enaknya
punya sepeda seperti itu. Aku bisa mencapai tujuanku dengan lebih cepat
ketimbang berjalan kaki dan bisa membonceng istriku di belakang”. Ketika sepeda
yang melewatinya sudah hilang dari pandangan, hujan pun turun. Lelaki muda yang
sedang berjalan kaki itu tetap melanjutkan perjalanannya di bawah hujan sambil
menggerutu pelan dan menggandeng tangan istrinya.
Sementara itu si pengendara sepeda sesaat lagi akan sampai
ke tempat yang ditujunya. Beberapa ratus meter sebelum sampai, sebuah sepeda
motor melewatinya dengan kecepatan sedang. Saat melihat sepeda motor
melewatinya si pengendara sepeda bergumam, “Alangkah enaknya punya motor
seperti itu. Aku bisa berjalan jauh tanpa harus lelah mengayuh”.
Motor yang melewati si pengendara sepeda menambah
kecepatannya. Mendung di langit semakin menebal. Tak beberapa lama, rinai hujan
mulai turun membasahi bumi. ketika sedang memacu motornya, sebuah mobil
melewatinya. “Alangkah enaknya bila aku punya mobil seperti itu. Bila hujan
tidak kehujanan dan bila panas tidak kepanasan”, batin sang pengendara motor.
Mobil yang barusan lewat ditumpangi oleh dua orang: seorang supir
dan sang majikan yang sedang asyik mengutak-atik layar tabletnya. Sang majikan
adalah seorang eksekutif muda yang sibuk. Jadwal hariannya sangat padat hingga tak
jarang ia tak lagi memiliki waktu untuk bersantai bersama anak dan istrinya. Sang
majikan memandangi hujan yang turun dengan deras dari balik jendela berkaca-film
itu. Pandangannya tertuju pada sepasang lelaki dan perempuan yang sedang
berjalan kaki di tengah hujan deras. Sang majikan kemudian membatin, “Alangkah
enaknya menjadi seperti orang itu, dia punya banyak waktu untuk berjalan sambil bergandengan tangan di tengah hujan deras seperti ini bersama kekasihnya”.
[wahidnugroho.com]
Jurangmangu, Maret 2013
rumput tetangga memang selalu lebih ijau gus, makanya sekali kali diajak kerja bakti biar sama hijaunya.
BalasHapus