Aku ingin sekali bepergian bersamamu, tanpa rencana, tanpa
persiapan yang berarti, tanpa tujuan yang akan didatangi, pergi begitu saja.
Kau hanya perlu mengemasi beberapa potong pakaian milikku, milikmu, milik
anak-anak. Membawa uang secukupnya dan juga kartu identitas. Mengisi tangki bensin
mobil kita sampai penuh, dan kembali mengisinya saat jarum tangki menjadi
seperempatnya. Kita akan menuju ke arah matahari terbenam, melihat langit yang
awalnya biru lalu mengelam hitam. Menikmati pemandangan yang dihiasi deretan
pohon, semak, dan perdu yang seolah tanpa ujung. Menyimak erangan binatang
malam, kerikan serangga, kaokan burung gagak, dan kepakan sayap kelelawar.
Kita akan makan secukupnya, minum secukupnya, mungkin
mengemil sesekali saja, lalu berhenti beberapa kali saat kumandang azan
mengangkasa. Menunaikan kewajiban, menyelesaikan hajat yang tertahan, dan
membersihkan debu serta daki yang melekat di badan.
Mungkin kita perlu juga berhenti sejenak ketika suara
gemericik air sungai sudah mulai terdengar. Mematikan mesin mobil yang mulai
memanas, melangkah keluar dengan kaki tanpa alas, meregangkan otot-otot yang
tegang dan kebas, dan menyesap keheningan yang mulai turun di bibir sebuah
sungai kecil yang berarus tak seberapa deras.
Biarkan saja anak-anak bermain di bibir sungai yang tak tenang,
biarkan saja mereka saling membasahi, tertawa, dan bercanda dengan air yang
mengeruh karenanya. Aku dan kau hanya menyaksikan dari jarak yang tak seberapa,
saling menggamit tangan, tanpa suara, hanya bertukar senyum dan pandangan mata.
Kita akan merapat di bibir desa yang sepi penghuni ketika
gelap menghampiri. Menyiapkan kasur untuk anak-anak di bagian belakang mobil,
merebahkan sandaran kursi yang menyamankan diri, lalu tidur hingga kumandang
azan subuh datang.
Saat fajar menyingsing, kita akan kembali melanjutkan
perjalanan kita yang tanpa rencana, tanpa persiapan, dan tanpa tujuan itu
hingga isi bahan bakar mulai menipis perlahan. Lalu mengisinya hingga penuh
ketika kita berhasil menemui stasiun pengisian bahan bakar dan berbalik arah ke
tempat kita semula pergi. Ke arah dimana matahari terbit dan mengurapi segarnya
pagi. [wahidnugroho.com]
Kilongan, Juni 2013
0 celoteh:
Posting Komentar