Setelah absen
di Kelas Inspirasi pertama di Banggai Laut beberapa waktu yang lalu karena ada force
majeur, saya memutuskan kembali mendaftar Kelas Inspirasi untuk edisi
Banggai kali ini. Kelas Inspirasi adalah adalah gerakan para profesional turun
ke Sekolah Dasar (SD) selama sehari, berbagi cerita dan pengalaman kerja juga
motivasi meraih cita-cita. Cerita tersebut akan menjadi bibit untuk para siswa
bermimpi dan merangsang tumbuhnya cita-cita tanpa batas pada diri mereka. Acara
ini awalnya digagas oleh teman-teman yang aktif di Indonesia Mengajar.
Dalam acara
itu, para profesional berbagi inspirasi, pengalaman, dan motivasi kepada
anak-anak SD sehingga mereka bisa mendapatkan semacam gambaran mau jadi apa
mereka ketika sudah besar kelak. Untuk Luwuk (Kabupaten Banggai), acara Kelas
Inspirasi kali ini adalah acara edisi kedua (cmiiw) setelah edisi pertamanya diadakan
di kabupaten Banggai Laut beberapa waktu yang lalu. Rencananya, Kelas Inspirasi
Banggai akan diadakan di kecamatan Balantak. Sekitar seratus tiga puluh puluh
kilometer dari Luwuk dengan kualitas jalan yang cukup bervariasi hehe.
Setelah mengisi
form pendaftaran – apa boleh buat: sebagai inspirator – beberapa hari kemudian
saya dihubungi oleh panitia yang menginformasikan tentang agenda briefing yang
harus diikuti oleh para inspirator, dan juga para dokumentator. Kelas Inspirasi
membagi pendaftaran peserta ke dalam dua kategori: Inspirator dan Dokumentator.
Saya memilih kategori inspirator meski saya sendiri masih bingung mau ngapain
aja nanti di sana hehe. Ibu guru Narti, pendongeng Rumah Baca yang biasa saya
ajak kalau ada acara-acara kayak begini, sedang berhalangan hadir karena tidak
dapat izin dari kepala sekolahnya. Apa boleh buat, saya harus memaksa diri untuk
menyiapkan “sesuatu” yang akan saya berikan untuk mereka.
Kalo boleh
jujur, saya sebenernya cuman pengen bagi-bagi buku aja buat para inspirator
itu. Tapi, sayangnya, buku yang sudah dikirimkan oleh seorang teman di Jakarta
sejak hari Selasa kemarin belum kunjung sampai juga di Luwuk. Padahal buku-buku
itu niatnya mau saya pake sebagai “tameng” ketidakmampuan saya berdiri di depan
anak-anak SD dan nyerocos panjang kali lebar kali tinggi dengan memberikannya
kepada para inspirator agar dibagikan untuk anak-anak. Saya terlalu kikuk kalo
harus berinteraksi dengan anak-anak kecil itu hehe. Lha sama anak saya sendiri yang
cuman 3 orang itu aja kikuk, apalagi sama sekelas penuh anak-anak kecil? Saya lebih
nyaman bicara dengan anak-anak secara personal, satu demi satu. Gak tau
sebabnya apa, tapi saya memang lebih nyaman dengan cara seperti itu.
Meski demikian,
saya sejatinya hanya ingin mengamati dan belajar dari teman-teman inspirator
yang akan datang nanti. Saya ingin menyerap ilmu mereka, semangat mereka, dan inspirasi
mereka karena sejujurnya saya lah orang yang paling membutuhkan inspirasi dan
motivasi saat ini dalam banyak hal. Selain itu, acara ini juga salah satu
bentuk pertanggungjawaban saya kepada teman yang sudah repot-repot membelikan
dan mengirimkan buku-buku itu agar bisa bermanfaat untuk anak-anak.
Menunggu
hari H, saya kok jadi deg-degan ya, hehe... Moga Allah mudahkan urusan ini. [wahidnugroho.com]
Kilongan,
September 2015
0 celoteh:
Posting Komentar